Sabtu, 13 November 2010

10 Hewan Pembawa Flu

Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) tengah berkutat melawan penyebaran flu A (H1N1), yang telah menyebar diseluruh dunia. Bahkan potensi pandemi pun diramalkan oleh para ahli akan menjadi kenyataan. Oleh sebab itu, kiranya kita perlu waspada dan sebenarnya mengapa penyakit hewan saat ini sangat membahayakan bagi manusia? Flu pada binatang pertama kali ditemukan di kalangan babi pada 1930. Setelah beberapa dekade berlanjut, ahli kesehatan telah menemukan virus influenza juga di spesies lain. Namun hewan-hewan apakah yang dapat menularkan virus kepada manusia? Anda mungkin terkejut dengan daftar peringkat 10 teratas ini.
* 1. Ayam. Flu Avian mungkin tak lagi pembuat headline saati ini, namun penyakit ini telah menyebabkan kematian hanya dalam waktu kurang 10 tahun, dengan ayam sebagai sumber utama penularan.
“Banyak burung dicurigai memiliki strain virus influenza yang dapat berpindah ke manusia, namun menyembelih, memengang, dan bentuk kontak lain meningkatkan resiko penularan, ujar April Jhonson, asisten profesor epidemiologi dan kesehatan masyarakat dari Perbandingan Patobiologi, Departemen Kedokteran Hewan, Universitas Purdue, As”
” Virus flu avian H5N1 akan terus menjadi perhatian karena 60 persen manusia yang sakit akibat tertular meninggal setelah terinfeksi.
* 2. Babi. Anthony Fauci, direktur Institut Nasional Penyakit Infeksi dan Alergi telah lama mengingatkan jika babi memiliki peran menularkan virus flu kepada manusia. Kasus-kasus awal yang dilaporkan, kebanyakan melibatkan pekerja pertanian, atau lainnya yang dekat kontak langsung dengan babi. Contoh, Seorang anak dari peternakan komunal di Kanada tertular flu babi pada 2006.
Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit (CDC) telah memonitor flu babu untuk beberapa saat, sejak babi diketahu dapat pula diinfeksi oleh virus manusia dan virus avian, yang berarti memberi tambahan kuman spesifik babi dalam tubuh mereka.
“JIka sebuah infeksi lebih dari satu virus terjadi secara simultan, rekombinasi virus dapat terjadi,” ujar Jean-Pierre Vaillancourt, seorang profesor kedokteran hewan dari Universitas Montreal, seperti yang dikutip oleh Discovery News. Ia memaparkan jika strain terbaru terlihat perpaduan dari “sebuah virus dengan 80 persen babi, dan sisanya campuran virus avian dan manusia,”
Meski pemimpin dunia seperti Presiden AS, hanya mengeluarkan perhatian mendesak dan tidak mengingatkan penyebaran, potensi pandemi masih ada, demikian menurut para ahli, mengingat virus itu kini dapat menular dari orang ke orang.
* 3. Bebek. Hewan unggas ini sering diternakkan untuk dagingnya, terutama di Asia. Oleh karena itu, ahli kesehatan kerap memantau penyakit bebek di Cina, Hong Kong, Thailand, Vietnam, dan negara Asia lain yang telah mengalami penyebaran flu avian.
“Bebek lebih dianggap sebagai pembawa, ketimbang ancaman langsung,” ujar April Jhonson. Ia menerangkan jika bebek terlihat kurang menulari flu pada manusia, namun mereka dapat menularkan ke hewan lain.
Para peniliti di Meksiko tidak melihat prosedur kemungkinan jika seekor unggas, seperti ayam atau bebek, yang merupakan sumber asli penyebaran terkini, dapat berpindah ke babi, lalu manusia.

* 4. Angsa. Baik angsa liar maupun domestik telah lama diketahui memiliki potensi virus tersohor H5N1.
Burung-burung yang dapat terbang dalam jarak jauh itu membawa masalah. “Burung-burung itu dapat terbang hingga 1000 mil, atau lebih dari 1.600 kilometer,” ujar Yi Guan, ahli dari Universitas Hong Kong. Jika angsa-angsa yang diternakkan untuk daging kontak dengan angsa liar terinfeksi, resiko penyebaran influenza terhadap manusia pun meningkat.
Sebagian besar kasus melibatkan angsa diawali ketika pekerja di negara-negara Asia melakukan kontak langsung dengan unggas sakit atau mati.
* 5. Kalkun. Memang tidak semua burung dapat tertular flu, terutama Tipe A yang dapat menyebar ke manusia. Kalkun pun bukan perkecualian. Awal tahun ini, faktanya, virus flu avian H5 menyerang sebuah peternakan kalkun di selatan British Columbia.
Saat itu kasus cepat diatasi. Namun tak dapat dipungkiri, ribuan kalkun terlanjut disembelih di Kanada dan ditempat manapun ketika infeksi tersebut ditemukan.
Contoh pada 2004, Lembah Sungai Frasser, British Columbia mengalami penyebaran yang menginfeksi 40 peternakan komersial dan menyebabkan pembunuhan 17 juta unggas, demikian menurut Pusat Riset dan Kebijakan Penyakit Infeksi.
Para pemasok pun menjaga aturan ketat untuk memastikan keamanan publik. “Kami sering mengkritik pabrik di peternakan, namun dalam kasus produksi modern telah membantu mengurangi kontak langsung dengan hewan sehingga meminimalkan infeksi,” ujar Vaillancourt.
“Di Asia dan Meksiko banyak keluarga yang masih tinggal bersama unggas dan hewan yang diternakkan untuk daging, sehingga mereka tetap dekat dan beresiko besar,” ujarnya.
* 6. Kuda. Menurut CDC, kuda pun dapat terinfeksi dengan virus influenza Tipe A. “Padahal orang-orang yang memiliki kuda harus sering memegang mereka, terutma di bagian wajah,” ujar Marie Gramer, asisten profesor klinis kedokteran populasi hewan di Universitas Minnesota.
“Ketika kuda menderita akibat virus influenza, mereka dapat batuk, bersin, dan hidung tersumbat seperti kita,” imbuhnya
“Hanya saja apa yang dibatukkan keluar,” imbuhnya memiliki resiko kecil daripada virus flu avian, “karena hampir patogen yang menginfeksi kuda menjadi spesies khusus.
* 7. Anjing. Pada tahun 2004, sebuah kasus penyakit pernafasan tak diketahui pada anjing, terutama menyerang ras greyhounds, dilaporkan ke CDC, AS. Sebuah investigasi menunjukkan jika penyakit saluran nafas disebabkan oleh virus influensa H3N8.
Para ahli meyakini jika virus tersebut berpindah dari kuda ke anjing lalu bermutasi, dan kini dapat menyebar dari anjing ke anjing, membentuk virus H3N8 spesifik anjing. Para ahli menganggap strain itu patogen baru yang beresiko terhadap populasi anjing.
Jika ia dapat beralih dari kuda ke anjing, mungkinkan dari anjing berpindah ke manusia?
“Itu mungkin, namun akan membutuhkan loncatan besar sempurna,” ujar Gramer. “Momen peralihan harus melibatkan orang yang tepat, tempat yang tepat, hewan tepat, dan juga waktu yang tepat,”.
* 8. Kucing. Hewan satu ini, seperti anjing, menikmati kontak langsung dengan manusia. Ketika sebagain besar ahli meyakini jika cara sederhana mencuci tangan dapat menghilangkan resiko mendapat kuman dari hewan piaraan, kini ada kemungkinan jika anjing maupun kucing dapat menyebarkan bentuk mutasi baru flu avian kepada manusia.
“Kasus-kasus harimau dan kucing rumahan tertular flu avian telah dilaporkan dari berbagai negara,” ujar April Johnson. “Sebagaian besar–jika tidak semua–kasus, yang saya yakini, terjadi gara-gara kucing memakan bangkai unggas mati yang terinfeksi. Cara termudah mencegah itu adalah mengawasi hewan piaraan agar tidak memakan burung atau mangsa hewan liar lain yang berpotensi terinfeksi.
* 9. Anjing laut. Mungkin tidak ada “flu anjing lau” yang diketahui menular ke manusia, namun mamalia laut itu dapat terinfeksi virus influenza tipe A
“Terdapat beberapa populasi manusia yang memakan daging anjing laut mentah-mentah didiagnosa memiliki penyakit akibat parasit beracun,” ujar Villaincourt. “Kami telah melakukan penelitian, dan menunjukkan jika proses memasak mengurangi sedikitnya semua masalah ini.”
* 10. Paus. Dapatkah flu paus menjadi masa depan manusia? Kenyataanya paus dapat menderita akibat influenza. Itu mungkin terjadi akibat memperoleh kuman yang disebarkan kotoran burung. Dalam teori orang dapat terpapar dan terinfeksi virus jika mereka mendekat atau kontak dengan paus terinfeksi, atau menyantap daging paus yang kurang masak. Namun tak mengejutkan, resiko macam itu sangat rendah.
“Itu hampir tidak mungkin, karena laut cenderung melarutkan semua,” ujar Gramer. “Kembali, skenario kekhawatiran itu akan membutuhkan lompatan sempurna, seperti burung air macam camar mungkin tertular virus, tapi sedikit kemungkinan menginfeksi paus.


http://duniaveteriner.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar