Jumat, 19 November 2010

DAFTAR OBAT HEWAN DAN DOSISNYA



Nama Obat
Anjing
Kucing
ACP
0,1 ml/kg BB (IM, SC)
idem
Adona
0,05-0,1 ml/kg BB (IM, SC)
idem
Adrenalin
0,5 – 1,5 ml/ kg BB (IV)
0,1 ml/ kg BB (SC/ IV)
Aminophyllin
1 ml (IM, IV)
idem
Ambex/ pyrantel
2 kg = ½ tab (peroral)
idem
Amitraz
2 ml = 600 ml air
idem
Antalgin
0,02 – 0,1 ml/kg BB (IM, SC)
idem
Atropin sulfas
0,1 – 0,2 ml/kg BB (IM, IV)
idem
Biosolamine
0,1 – 0,2 ml/kg BB (IM, SC)
idem
Calcii gluconas
0,1 ml/ kg BB (IM, SC)
idem
Depo progesteron
0,1 ml/kg BB (IM, SC)
idem
Dexamethasone
0,1 ml/ kg BB (IM, SC)
idem
Diazepam
0,1 m/ kg BB (IM, SC)
idem
Duradryl
0,01 – 0,05 ml/kg BB (IM, SC)
idem
Garam inggris
S.u.e
S.u.e
Hematopan
0,05 – 0,2 ml/ kg BB (IM, SC)
idem
Impugan
0,1 – 0,2 ml/ kg BB (IM, SC)
idem
Ivomec
0,01 – 0,05 ml/ kg BB (SC)
idem
Kanamycin
0,1 – 0,2 ml/ kg BB (IM, SC)
idem
Kemicitin oint
S.u.e
S.u.e
Ketamin
0,1 – 0,2 ml/ kg BB (IM, IV)
idem
Lidokain
1 mg = 1 ml (SC)
idem
Metocoploramide (Primperan)
0,2 ml/ kg BB (IM, SC)
idem
NaCl Fisiologis
S.u.e
S.u.e
Nebacetin powder
S.u.e
S.u.e
Neuroban
0,1 – 0,2 ml/kg BB (IM, SC)
idem
Papaverin
0,1 – 1 ml/ kg BB (IM, SC)
0,08 – 0,1 ml/kg BB (IM, SC)
Scabisid cream
S.u.e
S.u.e
Terramycin eye oint
S.u.e
S.u.e
Ulsikur
0,05 – 0,1 ml/ kg BB (SC, IM, IV)
idem
Viccilin 1 g
0,1 – 0,2 ml/ kg BB (IM, IV)
idem
Vit A
0,1 ml/ kg BB (IM, SC)
idem
Vit K
0,3 ml/ kg BB (SC, IM)
idem
Xylomidon
0,03 ml/ kg BB (IM, SC)
idem
DLR 5%
S.u.e
S.u.e
RL
S.u.e
S.u.e

(drh tika)

Kamis, 18 November 2010

YANG PERLU ANDA TAHU TENTANG SCABIES

Scabies merupakan penyakit kulit yang sering ditemukan di Indonesia. Hal ini dikarenakan iklim tropis Indonesia sangat mendukung perkembangan agen penyebab scabies. Selain itu, kepekaan individu juga berpengaruh terhadap infestasi oleh agen. Kurang perhatian pemilik terhadap hewan dapat memicu terjadinya penyakit, misalnya hewan mengalami malnutrisi sehingga rentan terhadap penyakit atau pemilik kurang menjaga kebersihan hewan tersebut.
sarcoptes scabieiEtiologi Penyebab dari scabies adalah tungau (mange) dari ordo Acarina, yaitu Sarcoptes scabiei var. canis pada anjing, dan Sarcoptes scabiei var. felis pada kucing. Sedangkan, penyebab scabies pada manusia adalah Sarcoptes scabiei var. hominis. Antara Sarcoptes scabiei satu dengan yang lain memiliki struktur yang identik tetapi secara fisiologis berbeda. Oleh karena itu, Sarcoptes scabiei dapat berpidah dan hidup pada induk semang yang lain meskipun dengan susah payah. Sehingga scabies tergolong penyakit zoonosis, karena dapat menular dari manusia ke hewan atau sebaliknya.
Gejala
Sarcoptes scabiei menyukai bagian tubuh yang jarang rambutnya, misalnya daerah perut. Hewan terlihat tidak tenang akibat rasa gatal dengan menggaruk atau menggosokkan pada benda keras. Rasa gatal tersebut timbul dari adanya allergen yang merupakan hasil metabolisme Sarcoptes scabiei. Selain itu, adanya aktifitas Sarcoptes scabiei misalnya berpindah tempat, juga dapat menyebabkan gatal. Rambut rontok dan patah-patah akibat sering menggaruk pada bagian yang gatal. Adanya lesi dengan tepi yang tidak merata disertai keropeng, kulit bersisik dan diikuti terjadinya reruntuhan jaringan kulit. Nafsu makan hewan turun, dan pada akhirnya akan diikuti penurunan berat badan sehingga hewan akan tampak kurus.
Diagnosa
scabiesBanyak penyakit kulit yang memiliki gejala yang mirip dengan scabies, diantaranya demodikosis, dermatitis allergica, eczema, ataupun infeksi jamur dan infeksi bakteri. Adanya rasa gatal disertai timbulnya lesi dan keropeng yang sulit untuk membedakan penyakit kulit satu dengan yang lainnya. Untuk menegakkan diagnosa, sebaiknya dilakukan kerokan kulit dan kemudian diperiksa dengan mikroskop.
Terapi
Ada dua cara pengobatan yang dapat digunakan, antara lain:
  1. Injeksi. Obat ektoparasit yang biasa digunakan adalah avermectin, misalnya ivermectin secara subkutan (SC). Dosis yang dianjurkan adalah 1 ml untuk 15 – 20 kg berat badan dan diulang 10 -14 hari kemudian. Avermetin sebaiknya tidak diberikan pada anjing dengan umur yang terlalu muda, kurang dari 6 bulan dan ada beberapa anjing yang peka terhadap obat tersebut.
  2. Dipping, yaitu memandikan hewan dengan tujuan pengobatan. Obat yang sering digunakan adalah Amitraz. 1 ml amitraz 5 % dilarutkan dalam 100 ml air untuk memandiakan hewan terinfestasi ektoparasit, dan diulang tiap minggu selama beberapa minggu hingga hewan sembuh. 
(www.vet-indo.com)

Sabtu, 13 November 2010

10 Hewan Pembawa Flu

Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) tengah berkutat melawan penyebaran flu A (H1N1), yang telah menyebar diseluruh dunia. Bahkan potensi pandemi pun diramalkan oleh para ahli akan menjadi kenyataan. Oleh sebab itu, kiranya kita perlu waspada dan sebenarnya mengapa penyakit hewan saat ini sangat membahayakan bagi manusia? Flu pada binatang pertama kali ditemukan di kalangan babi pada 1930. Setelah beberapa dekade berlanjut, ahli kesehatan telah menemukan virus influenza juga di spesies lain. Namun hewan-hewan apakah yang dapat menularkan virus kepada manusia? Anda mungkin terkejut dengan daftar peringkat 10 teratas ini.
* 1. Ayam. Flu Avian mungkin tak lagi pembuat headline saati ini, namun penyakit ini telah menyebabkan kematian hanya dalam waktu kurang 10 tahun, dengan ayam sebagai sumber utama penularan.
“Banyak burung dicurigai memiliki strain virus influenza yang dapat berpindah ke manusia, namun menyembelih, memengang, dan bentuk kontak lain meningkatkan resiko penularan, ujar April Jhonson, asisten profesor epidemiologi dan kesehatan masyarakat dari Perbandingan Patobiologi, Departemen Kedokteran Hewan, Universitas Purdue, As”
” Virus flu avian H5N1 akan terus menjadi perhatian karena 60 persen manusia yang sakit akibat tertular meninggal setelah terinfeksi.
* 2. Babi. Anthony Fauci, direktur Institut Nasional Penyakit Infeksi dan Alergi telah lama mengingatkan jika babi memiliki peran menularkan virus flu kepada manusia. Kasus-kasus awal yang dilaporkan, kebanyakan melibatkan pekerja pertanian, atau lainnya yang dekat kontak langsung dengan babi. Contoh, Seorang anak dari peternakan komunal di Kanada tertular flu babi pada 2006.
Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit (CDC) telah memonitor flu babu untuk beberapa saat, sejak babi diketahu dapat pula diinfeksi oleh virus manusia dan virus avian, yang berarti memberi tambahan kuman spesifik babi dalam tubuh mereka.
“JIka sebuah infeksi lebih dari satu virus terjadi secara simultan, rekombinasi virus dapat terjadi,” ujar Jean-Pierre Vaillancourt, seorang profesor kedokteran hewan dari Universitas Montreal, seperti yang dikutip oleh Discovery News. Ia memaparkan jika strain terbaru terlihat perpaduan dari “sebuah virus dengan 80 persen babi, dan sisanya campuran virus avian dan manusia,”
Meski pemimpin dunia seperti Presiden AS, hanya mengeluarkan perhatian mendesak dan tidak mengingatkan penyebaran, potensi pandemi masih ada, demikian menurut para ahli, mengingat virus itu kini dapat menular dari orang ke orang.
* 3. Bebek. Hewan unggas ini sering diternakkan untuk dagingnya, terutama di Asia. Oleh karena itu, ahli kesehatan kerap memantau penyakit bebek di Cina, Hong Kong, Thailand, Vietnam, dan negara Asia lain yang telah mengalami penyebaran flu avian.
“Bebek lebih dianggap sebagai pembawa, ketimbang ancaman langsung,” ujar April Jhonson. Ia menerangkan jika bebek terlihat kurang menulari flu pada manusia, namun mereka dapat menularkan ke hewan lain.
Para peniliti di Meksiko tidak melihat prosedur kemungkinan jika seekor unggas, seperti ayam atau bebek, yang merupakan sumber asli penyebaran terkini, dapat berpindah ke babi, lalu manusia.

* 4. Angsa. Baik angsa liar maupun domestik telah lama diketahui memiliki potensi virus tersohor H5N1.
Burung-burung yang dapat terbang dalam jarak jauh itu membawa masalah. “Burung-burung itu dapat terbang hingga 1000 mil, atau lebih dari 1.600 kilometer,” ujar Yi Guan, ahli dari Universitas Hong Kong. Jika angsa-angsa yang diternakkan untuk daging kontak dengan angsa liar terinfeksi, resiko penyebaran influenza terhadap manusia pun meningkat.
Sebagian besar kasus melibatkan angsa diawali ketika pekerja di negara-negara Asia melakukan kontak langsung dengan unggas sakit atau mati.
* 5. Kalkun. Memang tidak semua burung dapat tertular flu, terutama Tipe A yang dapat menyebar ke manusia. Kalkun pun bukan perkecualian. Awal tahun ini, faktanya, virus flu avian H5 menyerang sebuah peternakan kalkun di selatan British Columbia.
Saat itu kasus cepat diatasi. Namun tak dapat dipungkiri, ribuan kalkun terlanjut disembelih di Kanada dan ditempat manapun ketika infeksi tersebut ditemukan.
Contoh pada 2004, Lembah Sungai Frasser, British Columbia mengalami penyebaran yang menginfeksi 40 peternakan komersial dan menyebabkan pembunuhan 17 juta unggas, demikian menurut Pusat Riset dan Kebijakan Penyakit Infeksi.
Para pemasok pun menjaga aturan ketat untuk memastikan keamanan publik. “Kami sering mengkritik pabrik di peternakan, namun dalam kasus produksi modern telah membantu mengurangi kontak langsung dengan hewan sehingga meminimalkan infeksi,” ujar Vaillancourt.
“Di Asia dan Meksiko banyak keluarga yang masih tinggal bersama unggas dan hewan yang diternakkan untuk daging, sehingga mereka tetap dekat dan beresiko besar,” ujarnya.
* 6. Kuda. Menurut CDC, kuda pun dapat terinfeksi dengan virus influenza Tipe A. “Padahal orang-orang yang memiliki kuda harus sering memegang mereka, terutma di bagian wajah,” ujar Marie Gramer, asisten profesor klinis kedokteran populasi hewan di Universitas Minnesota.
“Ketika kuda menderita akibat virus influenza, mereka dapat batuk, bersin, dan hidung tersumbat seperti kita,” imbuhnya
“Hanya saja apa yang dibatukkan keluar,” imbuhnya memiliki resiko kecil daripada virus flu avian, “karena hampir patogen yang menginfeksi kuda menjadi spesies khusus.
* 7. Anjing. Pada tahun 2004, sebuah kasus penyakit pernafasan tak diketahui pada anjing, terutama menyerang ras greyhounds, dilaporkan ke CDC, AS. Sebuah investigasi menunjukkan jika penyakit saluran nafas disebabkan oleh virus influensa H3N8.
Para ahli meyakini jika virus tersebut berpindah dari kuda ke anjing lalu bermutasi, dan kini dapat menyebar dari anjing ke anjing, membentuk virus H3N8 spesifik anjing. Para ahli menganggap strain itu patogen baru yang beresiko terhadap populasi anjing.
Jika ia dapat beralih dari kuda ke anjing, mungkinkan dari anjing berpindah ke manusia?
“Itu mungkin, namun akan membutuhkan loncatan besar sempurna,” ujar Gramer. “Momen peralihan harus melibatkan orang yang tepat, tempat yang tepat, hewan tepat, dan juga waktu yang tepat,”.
* 8. Kucing. Hewan satu ini, seperti anjing, menikmati kontak langsung dengan manusia. Ketika sebagain besar ahli meyakini jika cara sederhana mencuci tangan dapat menghilangkan resiko mendapat kuman dari hewan piaraan, kini ada kemungkinan jika anjing maupun kucing dapat menyebarkan bentuk mutasi baru flu avian kepada manusia.
“Kasus-kasus harimau dan kucing rumahan tertular flu avian telah dilaporkan dari berbagai negara,” ujar April Johnson. “Sebagaian besar–jika tidak semua–kasus, yang saya yakini, terjadi gara-gara kucing memakan bangkai unggas mati yang terinfeksi. Cara termudah mencegah itu adalah mengawasi hewan piaraan agar tidak memakan burung atau mangsa hewan liar lain yang berpotensi terinfeksi.
* 9. Anjing laut. Mungkin tidak ada “flu anjing lau” yang diketahui menular ke manusia, namun mamalia laut itu dapat terinfeksi virus influenza tipe A
“Terdapat beberapa populasi manusia yang memakan daging anjing laut mentah-mentah didiagnosa memiliki penyakit akibat parasit beracun,” ujar Villaincourt. “Kami telah melakukan penelitian, dan menunjukkan jika proses memasak mengurangi sedikitnya semua masalah ini.”
* 10. Paus. Dapatkah flu paus menjadi masa depan manusia? Kenyataanya paus dapat menderita akibat influenza. Itu mungkin terjadi akibat memperoleh kuman yang disebarkan kotoran burung. Dalam teori orang dapat terpapar dan terinfeksi virus jika mereka mendekat atau kontak dengan paus terinfeksi, atau menyantap daging paus yang kurang masak. Namun tak mengejutkan, resiko macam itu sangat rendah.
“Itu hampir tidak mungkin, karena laut cenderung melarutkan semua,” ujar Gramer. “Kembali, skenario kekhawatiran itu akan membutuhkan lompatan sempurna, seperti burung air macam camar mungkin tertular virus, tapi sedikit kemungkinan menginfeksi paus.


http://duniaveteriner.com